Baca yuk
Loading...

Postingan Terbaru

no image

yuk jalan kaki

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarokatuh

Image result for jalan kaki

Seiring dengan berkembangnya  industri otomotif, dalam beberapa hal telah ikut mempengaruhi model  dan gaya manusia menjalankan aktivitasnya. Sebagai contoh dalam hal berjalan kaki . sekarang ini orang telah termanjakan oleh teknologi transportasi. Contoh dalam hal yang kecil seperti sekedar pergi ke masjid yang jaraknya dekat atau belanja ke toko terdekat orang sudah tidak mau berjalan kaki terutama anak muda, melainkan dengan kendaraan, kecuali karena keadaan yang memaksa untuk menggunakan kendaraan. Bahkan mayoritas kendaraan membutuhkan bahan bakar yang harga nya tidak murah terutama kendaraan bermesin serta penggunaan bahan bakar khususnya bahan bakar fosil membuat bumi semakin panas. apalagi untuk generasi muda yang notabennya mempunyai semangat lebih dan tenaga lebih masa hanya karena panas sedikit, sudah meurunkan semangat mudanya sehingga malas untuk berjalan kaki.

Sebagai seorang muslim, kita lihat panutan kita nabi Agung Muhammad SAW, beliau adalah sosok yang suka berjalan kaki untuk mencapai jarak-jarak dekat yang memungkinkan untuk ditempuh dengan berjalan kaki. Bahkan beliau pernah berjalan kaki ketika mengunjungi  makam pahlawan di Baqi yang jaraknya sekitar 3KM dari pusat kota Madinah. Rasulallah hanya menggunakan kendaraan ketika beliau hendak berpergian jauh, ketika hendak berperang atau hendak berdagang antar negara, kendaraan yang beliau gunakan adalah onta.

Apabila kita berkaca dari sikap rasulallah SAW seharusnya kita malu, karena begitu semangatnya rasulallah untuk berjalan kaki sedangkan kita masih berbangga diri dengan berkendara dengan kendaraan yang mewah-mewah hanya untuk pergi ke pasar yang berjarak dekat.
Menurut para ilmuwan/peneliti dari negara-negara maju yang tentunya sudah tidak diragukan lagi keahlianya bahwa berjalan kaki dapat mencegah beberapa penyakit yang dapat membahayakan tubuh. Beberapa manfaat berjalan kaki untuk kesehatan diantara lain :

1. MENCEGAH SERANGAN JANTUNG
Bejalan kaki dapat menurunkan resiko penyakit jantung, sebab semua otot memerlukan asupan aliran darah yang lancar, tidak terkecuali otot jantung. Otot jantung memerlukan asupan darah lebih agar bugar dan berfungsi normal dan memompa darah ke seluruh tubuh. Dengan berjalan kaki dapat memperlancar aliran darah ke dalam koroner jantung

2. MENCEGAH SERANGAN STROKE
Sebagaimana dengan serangan jantung serangan stroke juga berkaitan erat dengan salah satu komponen organ dalam yaitu pembuluh darah. Penyakit ini timbul karena adanya permasalahan dengan pembuluh darah di otak, yakni tertanggunya peredaran darah pada pembuluh darah karena terjadi penyumbatan. Diketahui bahwa pembuluh darah membutuhkan kelancaran alirannya,untuk mencapai kelancaran itu ialah dengan berolahraga, sedangkan berjalan kaki adalah salah satu olahraga yang dapat melancarkan peredaran darah.

3. MENCEGAH KENCING MANIS (DIABETES)
Sebuah penelitian yang dilakukan di national Institute Of Diabetes and Gigesive &Kidney Disease menghasilkan hal yang mengejutkan bahwa hanya dengan membiasakan berjalan kaki dengan kecepatan 6 km per jam dengan waktu tempuh sekitar 50 menit dapat menunda atau mencegah berkembangnya diabetes tipe 2, khususnya mereka yang bertubuh gemuk

4. MENCEGAH OSTEOPOROSIS
Berjalan kaki merupakan aktifitas gerakan yang mampu menurunkan resiko penyakit osteoporosis. Sebab, berjalan kaki tidak saja berguna untuk menguatkan otot-otot tubuh, tetapi memperkuat tulang belulang juga

5.MENGURANGI RESIKO BERBAGAI JENIS KANKER
Berjalan kaki juga dipercaya dapat mencegah penyakit kanker, antara lain kanker payudara dan kanker usus. Dalam sebuah studi telah dijelaskan bahwa wanita yang telah membiasakan jalan kaki secara rutin selama 65menit sampai 135 menit per minggu bisa mengurangi resiko terkena kanker payudara dan kolon hingga 18 persen dibandingkan wanita yang tidak aktif. Selain itu berjalan kaki juga dapat menurunkan resiko terkena serangan kanker usus besar. Sebab, kanker usus ini sangat mudah dipicu kemunculannya oleh tertahannya tinja lebih lama di saluran pencernaan dan berjalan kaki menjadi alternatif terbaik untuk melancarkan sirkulasi pembuangan tinja.


no image

Khusu' nya sholat Abbad bin bisyir





Assalamualaikum Wr.Wb
Dan mungkin peristiwa yang kita paparkan di bawah ini dapat mengungkapkan sedikit dari kepribadian tokoh Mu'min ini...

Rasulullah shallallahu alaihi wasalam  dan Kaum Muslimin selesai menghadapi perang Dzatur Riqa', mereka sampai di suatu tempat dan bermalam di sana, Rasulullah shallallahu alaihi wasalam memilih beberapa orang shahabatnya untuk berjaga secara bergiliran. Di antara mereka terpiiih 'Ammar bin Yasir dan 'Abbad bin Bisyir yang berada pada satu kelompok.

Karena 'Abbad melihat temannya bahwa 'Ammar sedang lelah, di usulkannya lah agar 'Ammar tidur lebih dahulu dan ia akan berjaga. Dan nanti apabila ia telah cukup istirahat, maka giliran 'Ammar untuk menggantikannya. 'Abbad melihat bahwa lingkungan sekelilingnya aman. Maka ia berfikir, kenapa ia tidak mengisi waktunya dengan melakukan shalat, sehingga pahala yang akan diperoleh akan jadi berlipat ... ? Demikianlah ia melakukannya ....

Tiba-tiba ketika ia sedang berdiri dan membaca sebuah surat Al-Quran setelah al-Fatihah sebuah anak panah menancap di pangkal lengannya. Maka dicabutnya anak panah itu dan diteruskannya shalatnya..... Tidak lama kemudian datanglah anak panah kedua yang mengenai anggota badannya.

Tetapi ia tetap melanjutkan shalatnya, ia hanya mencabut anak panah itu seperti yang pertama tadi, dan dilanjutkannya bacaan surat. Kemudian dalam gelap malam musuh kembali memanahnya untuk ketiga kalinya. 'Abbad menarik anak panah itu dan mengakhiri bacaan surat. Setelah itu ia ruku' dan sujud ...,sementara tenaganya mulai lemah disebabkan sakit dan lelah.

Lalu ketika ia sujud ia mengulurkan tangan kepada ‘ammar yang sedang tertidur seraya berharap agar dia dapat bangun, ia menarik-narik ‘ammar sampai terbangun. Pada saat itu ‘abbad bangkit dari sujudnya dan menyelesaikan sholatnya

'Ammar terbangun mendengar suara temannya yang merintih menahan rasa sakit: "Gantikan aku jaga ..., karena aku telah kena... !" serentak 'Ammar kaget dan bangun dari tidurnya hingga menimbulkan kegaduhan dan takutnya musuh yang menyelinap. Mereka melarikan diri, sedang 'Ammar berpaling kepada temannya seraya berkata: "Subhanallah ... ! Kenapa saya tidak dibangunkan ketika kamu dipanah yang pertama kali tadi...,"  
"Ketika aku shalat tadi, aku membaca beberapa ayat al-Quran yang amat mengharukan hatiku, hingga aku tak ingin untuk memutuskannya ... ! Dan demi Allah, aku tidaklah akan menyia-nyiakan pos penjagaan yang ditugaskan Rasul kepada kita untuk menjaganya, sungguh, aku lebih suka mati daripada memutuskan bacaan ayat-ayat yang sedang kubaca itu ... !"

'Abbad amat cinta sekali kepada Allah, kepada Rasul dan kepada Agamanya .... Kecintaan itu memenuhi segenap perasaan dan seluruh kehidupannya

Nah demikian sepenggal cerita dari sahabat ‘Abbad bin bisyir tentang bagaimana khusu’ nya sholat beliau dan itu hanya sepeggal cerita dari salah satu seorang tokoh mu'min
semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat bagi kalian semua wassalamualaikum Wr.Wb


MENYIKAPI UAS

MENYIKAPI UAS

Wah sudah masuk pekan UAS nih, gimana sudah siap belom ? siap ga siap harus siap ya...
Yang perlu kita pahami pada saat UAS adalah harus menghindari perbuatan-perbuatan curang yang sering dilakukan nih, entah kebiasaan dari dulu atau gimana ya...
Yuk mari kita pahami bahwasannya mencontek adalah hal yang dilarang dalam Islam..

Islam Melarang Berbuat Curang dan Berbohong
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menipu kami, maka ia tidak termasuk golongan kami.” (HR. Muslim).
Hadits di atas ada kisahnya ketika seorang pedagang mengelabui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, tidak jujur dalam jual belinya. Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melewati setumpuk makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, kemudian tangan beliau menyentuh sesuatu yang basah, maka pun beliau bertanya, “Apa ini wahai pemilik makanan?” Sang pemiliknya menjawab, “Makanan tersebut terkena air hujan wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Mengapa kamu tidak meletakkannya di bagian makanan agar manusia dapat melihatnya? Ketahuilah, barangsiapa menipu maka dia bukan dari golongan kami.” (HR. Muslim).
Ini berarti setiap orang yang menipu, berbohong, berbuat curang, mengelabui dikatakan oleh Nabi bukanlah termasuk golongan beliau. Artinya, diancam melakukan dosa besar. Menyontek pun demikian.

Akibat Berbuat Curang Saat Ujian
Dalam hadits dari sahabat 'Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu juga dijelaskan keutamaan sikap jujur dan bahaya sikap dusta.  Ibnu Mas'ud menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ
عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim ).
Dalam hadits lainnya disebutkan tiga tanda munafik,

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانِ

“Tiga tanda munafik adalah jika berkata, ia dusta; jika berjanji, ia mengingkari; dan ketika diberi amanat, maka ia ingkar” (HR. Bukhari no. 33 dan Muslim no. 59).
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Hadits ini menerangkan tanda munafik, yang memiliki sifat tersebut berarti serupa dengan munafik atau berperangai seperti kelakuan munafik. Karena yang dimaksud munafik adalah yang ia tampakkan berbeda dengan yang disembunyikan. Pengertian munafik ini terdapat pada orang yang memiliki tanda-tanda tersebut” (Syarh Muslim, 2: 47).
Akibat mencontek pun dapat dirasakan jangka pendek. Siswa menjadi tidak pede dengan jawabannya. Padahal barangkali jawabannya lebih benar daripada milik temannya. Menyontek juga membahayakan diri sendiri karena bila ketahuan guru, bisa dipastikan nilai 0. Bagi yang dicontek, tidak menyesalkah bila yang menyontek mendapat hasil ujian yang lebih tinggi daripada Anda yang dicontek? Artinya, kerjasama saat di 'medan perang' ujian adalah kesia-siaan, karena teman Anda hanya memanfaatkan diri Anda, dan Anda tidak sadar telah dimanfaatkan. Hal ini sering terjadi. Yang namanya kompetisi, maka setiap peserta harus bersaing, bukannya malah bekerja sama. Karena yang namanya juara itu hanya dimiliki oleh satu orang, bukan tim / kolektif.
Adapun bahaya jangka panjang seperti kata pepatah, “Siapa yang menanam, dia akan menuai hasilnya kelak.” Kalau itu adalah kejelekan yang ditanam, maka tunggu hasil jeleknya kelak. Bila seorang siswa terbiasa menyontek, maka kebiasaan itulah yang akan membentuk diri. Beberapa karakter yang dapat 'dihasilkan' dari kegiatan menyontek antara lain: mengambil milik orang lain tanpa ijin, menyepelekan, senang jalan pintas dan malas berusaha keras, dan kehalalan pekerjaan dipertanyakan. Bisa dipastikan saat siswa sudah dewasa dan hidup sendiri, tabiat-tabiat hasil perilaku menyontek mulai diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mencuri, korupsi, manajemen buruk, pemalas tapi ingin jabatan dan pedapatan tinggi.

Mending Nilai Pas-Pasan Tetapi Jujur
Mending nilai pas-pasan daripada berbuat curang dan berbohong dengan menyontek. Prinsip inilah yang harus ditanamkan oleh orang tua pada anak-anaknya. Harusnya orang tua mengajarkan kepada anak-anak supaya jujur dan mencari ridho Allah.
Aisyah radhiyallahu 'anha pernah menuliskan surat kepada Mu'awiyah. Isinya sebagai berikut,“Barangsiapa mencari ridho Allah sedangkan manusia murka ketika itu, maka Allah akan bereskan urusannya dengan manusia yang murka tersebut. Akan tetapi barangsiapa mencari ridho manusia, namun membuat Allah murka, maka Dia akan serahkan orang tersebut kepada manusia.” (HR. Tirmidzi(.
Begitu pula harus dipahami bahwa membahagiakan orang tua dengan lulus dalam ujian tidak mesti dengan jalan yang diharamkan, tempuhlah jalan yang Allah ridhoi.
Semoga Allah memudahkan adik-adik kita yang sebentar lagi menempuh ujian nasional. Moga Allah mendatangkan kemudahan dan juga memberikan taufik kepada mereka untuk berlaku jujur dan menjauhi kecurangan.
sumber : muslim.or.id
SEJARAH APRIL MOP

SEJARAH APRIL MOP

(Bagikan Sebanyak Mungkin, Agar mereka sadar APA ITU APRIL MOP)
Perayaan April Mop yang selalu diakhiri dengan kegembiraan dan kepuasan itu, sesungguhnya berawal dari satu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan. April Mop atau "The April Fool's Day" berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487 atau bertepatan dengan 892 H. Sebelum sampai pada tragedi tersebut, ada baiknya menengok sejarah Spanyol dahulu ketika masih di bawah kekuasaan Islam.
Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-8 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitar menuju Perancis. Perancis Selatan dengan mudah bisa dibebaskan. Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh. Walau sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Goth dan Navaro di daerah sebelah Barat yang berupa pegunungan.
Islam telah menerangi Spanyol. Karena sikap para penguasa Islam begitu baik dan rendah hati, maka banyak orang-orang Spanyol yang kemudian dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan hanya beragama Islam, tapi mereka sungguh-sungguh mempraktekkan kehidupan secara Islami. Mereka tidak hanya membaca Al-Qur’an, tapi juga bertingkah laku berdasarkan Al-Qur’an. Mereka selalu berkata "tidak" untuk musik, bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti itu, berlangsung hampir enam abad lamanya.
Jangan Tidur Setelah Shalat Subuh

Jangan Tidur Setelah Shalat Subuh

Jangan Tidur Setelah Shalat Subuh









Berhati-hatilah dari terpaan rasa kantuk bila kita tidak terbiasa bangun lebih pagi pada hari-hari yang lain. Berusahalah untuk tidak tidur dalam ruas waktu setelah subuh hingga terbit matahari. Para salafushalih (As-Salafushalih adalah ahli ilmu yang bermanfa’at) sangat tidak menyukai tidur pada waktu itu.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah dalam Madarijus Salikin menyebutkan, “Di antara tidur yang tidak disukai menurut mereka ialah tidur antara shalat subuh dan terbit matahari, karena ia merupakan waktu untuk memperoleh hasil. Bagi perjalanan ruhani, pada saat itu terdapat keistimewaan besar, sehingga seandainya mereka melakukan perjalanan (kegiatan) semalam suntuk pun, belum tentu dapat menandinginya.”
Jika kita sangat dibebani kantuk, bertahanlah dan bersabarlah, karena biasanya kebiasaan itu akan terbentuk setelah tiga hari kita melakukan suatu ritme yang berbeda. Selanjutnya, insya Allah kita tidak akan merasakan kantuk sedahsyat sebelumnya.
Duduk berdzikir setelah subuh hingga matahari terbit adalah sunnah. Dari Abu Umamah RA dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang shalat subuh berjama’ah kemudian duduk berdzikir kepada Allah sampai terbitnya matahari, kemudian berdiri dan shalat dua rakaat, maka ia akan memperoleh pahala haji dan umrah.”
Waktu ba’da subuh hingga matahari terbit adalah waktu yang penuh barakah yang seharusnya benar-benar dipelihara oleh setiap mukmin. Peliharalah waktu itu dengan mengisinya melalui tilawatul Qur’an satu juz dalam satu hari, berdzikir, atau menghafal. “Inilah yang dilakukan Rasulullah SAW selesai menunaikan shalat Subuh, bahwa ia selalu duduk di tempat shalatnya hingga terbit matahari.” (HR. Muslim)
Dosa Yang Membukakan Pintu Surga

Dosa Yang Membukakan Pintu Surga



LDK, BKLDK, Universitas Negeri Malang, UM, Dosa, Penghapus Dosa



Hidup ini hanya curahan rahmat, kasih sayang dan bukti kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Betapapun keadaannya. Bagaimanapunkondisinya. Setiap sis, dinding, celah dan rongga kehidupan ini sepenuhnya tak ada yang kosong dari kemurahan dan kasih sayang Allah SWT. Kita memang tak punya modal atau andil apapun dalam kehidupan ini. Karenanya, bersyukur dan berterima kasihlah pada Allah atas semuanya.

Kalaupun ada amal-amal kebaikan yang kitalakukan dalam hitup, itu juga tak pernah lepas dari karunia Allah dan dengan pertolongan-Nya. Karena kita pasti beramal dengan pendengaran, penglihatan, pikiran, kekuatan, kesehatan, anggota tubuh, yang semuanya semata-mata adalah nikmat dan karunia Allah. Pantas dan sangat agung sekali perkataan Ahli surga yang dikutip Al Qur`an: "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini." (QS. Al A'raf : 43). Mereka bersyukur pada Allah yang telah membimbing mereka melakukan amal-amnal shalih dan memasukkan mereka ke dalam kenikmatan surga yang abadi.

Karena itu saudaraku,
Jangan pernah puas beramal. Jangan pernah berhenti beramal karena menengok dan menghitung amal dan ketaatan yang telah kita lakukan. Karena memperhatikan amal-amal kebaikan bisa menumbuhkan perasaan cukup dan kemudian menjadikan kita merasa puas. Padahal rasa puas itulah yang akan melemahkan semangat dan menghancurkan nilai-nilai amal itu sendiri. Ingatlah, kita tidak pernah tahu nilai dan kualitas amal itu di hadapan Allah SWT. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah perah menyinggung masalah ini. Katanya, setiap amal baik yang dilakukan, pasti ada bagian dari nafsu dan syetan di dalamnya. Ia mengutip sebuah hadits Rasulullah SAW saat ia ditanya mengenai orang yang menoleh ke arah lain dalam shalatnya. Kemudian Rasul menjawab, "Itu adalah rampasan yang dilakukan syetan terhadap shalat seseorang..." (HR Bukhari, Abu Daud, Nasai dan Al Hakim). Ibnu Mas'ud mengomentari hadits ini dengan mengatakan, "Bagian kecil dan sedikit itu dianggap sebagai keuntungan dan andil bagi syetan terhadap sholat seseorang. Bagaimana dengan amal-amal yang lainnya?"

Saudaraku,
Ada alasan lain kenapa kita dianjurkan untuk tidak menghitung-hitung ketaatan dan kebaikan yang telah dilakukan. Seorang salafushalih pernah mengatakan, "Adakalanya seorang melakukan kesalahan kemudian lalu masuk surga dan adakalanya seorang hamba melakukan ketaatan lalu ia masuk neraka." Orang-orang yang mendengarkannya bertanya, "Bagaimana itu bisa terjadi?" Ia menjawab, "Dia berbuat dosa dan dosa itu selalu tampak di matanya. Jika berdiri, duduk dan berjalan ia selalu teringat dengan dosanya itu lalu membuat hatinya hancur, bertaubat, menyesal dan memohon ampunan kepada Allah, sehingga keadaan itu menjadikannya selamat. Sementara orang yang melakukan kebaikan, selalu melihat kebaikan itu di depan matanya. Jika ia berdiri, duduk dan berjalan ia selalu ingat dengan kebaikan yag ia lakukan, sehingga ia menjadi takabbur ujub dan merasa telah mendapatkan karunia Allah SWT. Padahal kondisi itu menjadi sebab kebinasaannya.

Sungguh dalam makna perkatan yang diuraikan Ibnul Qayyim menanggapi perkataan salafushalih itu. "Jika Allah menghendaki suatu kebaikan pada seseorang hamba, maka Dia bisa saja akan memberinya dosa yang membuat hatinya hancur, kepalanya merunduk, tidak ujub dan tidak takabbur sehingga dosa ini lebih bermanfaat dari sekian banyak ketaatan. Taubatnya inilah yang akan menyelamatkannya. Seperti obat yang diminum untuk mengeluarkan penyakit di dalam tubuh." Hidup ini hanya curahan rahmat, kasih sayang dan bukti kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Betapapun keadaannya. Bagaimanapunkondisinya. Setiap sis, dinding, celah dan rongga kehidupan ini sepenuhnya tak ada yang kosong dari kemurahan dan kasih sayang Allah SWT. Kita memang tak punya modal atau andil apapun dalam kehidupan ini. Karenanya, bersyukur dan berterima kasihlah pada Allah atas semuanya.

Kalaupun ada amal-amal kebaikan yang kitalakukan dalam hitup, itu juga tak pernah lepas dari karunia Allah dan dengan pertolongan-Nya. Karena kita pasti beramal dengan pendengaran, penglihatan, pikiran, kekuatan, kesehatan, anggota tubuh, yang semuanya semata-mata adalah nikmat dan karunia Allah. Pantas dan sangat agung sekali perkataan Ahli surga yang dikutip Al Qur`an: "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini." (QS. Al A'raf : 43). Mereka bersyukur pada Allah yang telah membimbing mereka melakukan amal-amnal shalih dan memasukkan mereka ke dalam kenikmatan surga yang abadi.

Karena itu saudaraku,
Jangan pernah puas beramal. Jangan pernah berhenti beramal karena menengok dan menghitung amal dan ketaatan yang telah kita lakukan. Karena memperhatikan amal-amal kebaikan bisa menumbuhkan perasaan cukup dan kemudian menjadikan kita merasa puas. Padahal rasa puas itulah yang akan melemahkan semangat dan menghancurkan nilai-nilai amal itu sendiri. Ingatlah, kita tidak pernah tahu nilai dan kualitas amal itu di hadapan Allah SWT. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah perah menyinggung masalah ini. Katanya, setiap amal baik yang dilakukan, pasti ada bagian dari nafsu dan syetan di dalamnya. Ia mengutip sebuah hadits Rasulullah SAW saat ia ditanya mengenai orang yang menoleh ke arah lain dalam shalatnya. Kemudian Rasul menjawab, "Itu adalah rampasan yang dilakukan syetan terhadap shalat seseorang..." (HR Bukhari, Abu Daud, Nasai dan Al Hakim). Ibnu Mas'ud mengomentari hadits ini dengan mengatakan, "Bagian kecil dan sedikit itu dianggap sebagai keuntungan dan andil bagi syetan terhadap sholat seseorang. Bagaimana dengan amal-amal yang lainnya?"

Saudaraku,
Ada alasan lain kenapa kita dianjurkan untuk tidak menghitung-hitung ketaatan dan kebaikan yang telah dilakukan. Seorang salafushalih pernah mengatakan, "Adakalanya seorang melakukan kesalahan kemudian lalu masuk surga dan adakalanya seorang hamba melakukan ketaatan lalu ia masuk neraka." Orang-orang yang mendengarkannya bertanya, "Bagaimana itu bisa terjadi?" Ia menjawab, "Dia berbuat dosa dan dosa itu selalu tampak di matanya. Jika berdiri, duduk dan berjalan ia selalu teringat dengan dosanya itu lalu membuat hatinya hancur, bertaubat, menyesal dan memohon ampunan kepada Allah, sehingga keadaan itu menjadikannya selamat. Sementara orang yang melakukan kebaikan, selalu melihat kebaikan itu di depan matanya. Jika ia berdiri, duduk dan berjalan ia selalu ingat dengan kebaikan yag ia lakukan, sehingga ia menjadi takabbur ujub dan merasa telah mendapatkan karunia Allah SWT. Padahal kondisi itu menjadi sebab kebinasaannya.

Sungguh dalam makna perkatan yang diuraikan Ibnul Qayyim menanggapi perkataan salafushalih itu. "Jika Allah menghendaki suatu kebaikan pada seseorang hamba, maka Dia bisa saja akan memberinya dosa yang membuat hatinya hancur, kepalanya merunduk, tidak ujub dan tidak takabbur sehingga dosa ini lebih bermanfaat dari sekian banyak ketaatan. Taubatnya inilah yang akan menyelamatkannya. Seperti obat yang diminum untuk mengeluarkan penyakit di dalam tubuh." Hidup ini hanya curahan rahmat, kasih sayang dan bukti kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Betapapun keadaannya. Bagaimanapunkondisinya. Setiap sis, dinding, celah dan rongga kehidupan ini sepenuhnya tak ada yang kosong dari kemurahan dan kasih sayang Allah SWT. Kita memang tak punya modal atau andil apapun dalam kehidupan ini. Karenanya, bersyukur dan berterima kasihlah pada Allah atas semuanya.

Kalaupun ada amal-amal kebaikan yang kitalakukan dalam hitup, itu juga tak pernah lepas dari karunia Allah dan dengan pertolongan-Nya. Karena kita pasti beramal dengan pendengaran, penglihatan, pikiran, kekuatan, kesehatan, anggota tubuh, yang semuanya semata-mata adalah nikmat dan karunia Allah. Pantas dan sangat agung sekali perkataan Ahli surga yang dikutip Al Qur`an: "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini." (QS. Al A'raf : 43). Mereka bersyukur pada Allah yang telah membimbing mereka melakukan amal-amnal shalih dan memasukkan mereka ke dalam kenikmatan surga yang abadi.

Karena itu saudaraku,
Jangan pernah puas beramal. Jangan pernah berhenti beramal karena menengok dan menghitung amal dan ketaatan yang telah kita lakukan. Karena memperhatikan amal-amal kebaikan bisa menumbuhkan perasaan cukup dan kemudian menjadikan kita merasa puas. Padahal rasa puas itulah yang akan melemahkan semangat dan menghancurkan nilai-nilai amal itu sendiri. Ingatlah, kita tidak pernah tahu nilai dan kualitas amal itu di hadapan Allah SWT. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah perah menyinggung masalah ini. Katanya, setiap amal baik yang dilakukan, pasti ada bagian dari nafsu dan syetan di dalamnya. Ia mengutip sebuah hadits Rasulullah SAW saat ia ditanya mengenai orang yang menoleh ke arah lain dalam shalatnya. Kemudian Rasul menjawab, "Itu adalah rampasan yang dilakukan syetan terhadap shalat seseorang..." (HR Bukhari, Abu Daud, Nasai dan Al Hakim). Ibnu Mas'ud mengomentari hadits ini dengan mengatakan, "Bagian kecil dan sedikit itu dianggap sebagai keuntungan dan andil bagi syetan terhadap sholat seseorang. Bagaimana dengan amal-amal yang lainnya?"

Saudaraku,
Ada alasan lain kenapa kita dianjurkan untuk tidak menghitung-hitung ketaatan dan kebaikan yang telah dilakukan. Seorang salafushalih pernah mengatakan, "Adakalanya seorang melakukan kesalahan kemudian lalu masuk surga dan adakalanya seorang hamba melakukan ketaatan lalu ia masuk neraka." Orang-orang yang mendengarkannya bertanya, "Bagaimana itu bisa terjadi?" Ia menjawab, "Dia berbuat dosa dan dosa itu selalu tampak di matanya. Jika berdiri, duduk dan berjalan ia selalu teringat dengan dosanya itu lalu membuat hatinya hancur, bertaubat, menyesal dan memohon ampunan kepada Allah, sehingga keadaan itu menjadikannya selamat. Sementara orang yang melakukan kebaikan, selalu melihat kebaikan itu di depan matanya. Jika ia berdiri, duduk dan berjalan ia selalu ingat dengan kebaikan yag ia lakukan, sehingga ia menjadi takabbur ujub dan merasa telah mendapatkan karunia Allah SWT. Padahal kondisi itu menjadi sebab kebinasaannya.

Sungguh dalam makna perkatan yang diuraikan Ibnul Qayyim menanggapi perkataan salafushalih itu. "Jika Allah menghendaki suatu kebaikan pada seseorang hamba, maka Dia bisa saja akan memberinya dosa yang membuat hatinya hancur, kepalanya merunduk, tidak ujub dan tidak takabbur sehingga dosa ini lebih bermanfaat dari sekian banyak ketaatan. Taubatnya inilah yang akan menyelamatkannya. Seperti obat yang diminum untuk mengeluarkan penyakit di dalam tubuh."

Dikutip dari Majalah Tarbawi edisi 39 Dikutip dari Majalah Tarbawi edisi 39 Dikutip dari Majalah Tarbawi edisi 39


Sumber: eramuslim - Rabu, 25 September 2002
Copyright © 2013 Lembaga Dakwah Kampus All Right Reserved